Saya mulai memikirkan konsep situs ini sejak 2017. Ketika itu, saya hampir selesai kuliah, dan tidak benar-benar tahu apa yang mesti saya lakukan setelahnya. Setelah menghubungi seorang teman yang menyediakan jasa pembuatan situs, maka berdirilah Sikula.id.

Salah satu motivasi utama saya mendirikan Sikula.id adalah sulitnya menemukan media yang fokus memberitakan isu pendidikan yang secara konteks dekat dengan Indonesia, khususnya Aceh. Selain itu, kurangnya situs-situs yang memotret isu-isu pendidikan Indonesia secara dekat, membuat suara dari siswa, guru, kepala sekolah, orang tua murid, dan setiap pihak yang berperan dan terlibat dalam pendidikan di Indonesia menjadi kurang terdengar. Padahal, suara mereka sangat bernilai harganya. Sampai sekarang, saya sering mengunjungi situs-situs luar negeri, misalnya Edutopia.org, untuk mencari inspirasi materi pelajaran atau sekadar melihat bagaimana sekolah di Amerika berjalan. Walau situs tersebut sangat menarik dan informatif, namun tentu tidak semua hal di dalamnya cocok untuk konteks pendidikan Indonesia.

Walaupun sudah muncul sebagai ide dua tahun lalu, Sikula.id tak kunjung berjalan. Mungkin ini terdengar klise, tapi saya selalu merasa tidak siap untuk memulainya. Saya merasa kurang dalam segala hal: mulai dari pengetahuan terhadap pendidikan itu sendiri, teknik menulis, dan kesiapan mental apabila produk tulisan justru buruk dan mengundang cemoohan. Namun saya kemudian menyadari pula, dengan titik pijak seperti itu, saya tidak akan pernah memulai apa-apa. Oleh karena itu, hari ini, saya memaksa diri untuk mulai membuka tulisan perdana di situs ini. Walau dengan tertatih-tatih, penuh kekurangan, setidaknya ia sudah mulai hidup.

Akhirnya, saya meniatkan media indie ini menjadi wadah bagi siapapun yang peduli dengan pendidikan untuk menuangkan gagasan mereka. Semoga berumur panjang dan bermanfaat []